Kisah Si Pendengki

Alkisah, si pendengki dan teman-temannya tersesat di tengah hutan. Ternyata mereka ditangkap oleh orang-orang primitif. Untunglah mereka terhindar dari serangan yang lebih parah karena berhasil dicegah oleh kepala sukunya.
Si Fulan dan temannya memohon agar dilepaskan dan diizinkan untuk tinggal barang semalam saja. Kepala suku itu mengabulkan permintaan mereka dengan syarat setiap orang harus menemukan buah-buahan yang belum pernah dilihat oleh suku itu. Lalu berpencarlah mereka untuk mendapatkan apa yang dimaksud oleh kepala suku tersebut.
Si pendengki menemukan buah nanas di balik semak-semak. Dia pun langsung menyerahkannya. Ternyata nanas itu sudah tidak asing bagi suku itu karena merupakan menu makan malam. Maka, dihukumlah dia dengan siksaan spesial. Dia ditelungkupkan di atas batu besar. Bajunya dibuka, lalu punggungnya digosok-gosok dengan nanas yang dia petik sebelumnya.
Gosokan pertama membuatnya menjerit kesakitan. Kemudian sang suku primitif itu menggosokkan nanas ke punggungnya lebih keras lagi. Namun, pada gosokkan yang ke tiga, jeritan kesakitan tidak lagi terdengar. Orang-orang di sekelilingnya merasa heran ketika tidak mendengar jeritan malah yang terdengar suara ketawa geli.
Ternyata usut punya usut, si Fulan melihat temannya keluar dari hutan dengan gembira membawa durian. Rupanya yang ada dalam benak si Fulan adalah penderitaan yang akan dialami temannya lebih menyakitkan, karena pasti durian itu akan digosokkan jga ke punggung temannya.
Begitulah si pendengki, saat dirinya menderita pun masih sempat tertawa karena membayangkan penderitaan orang lain. dan salah satu ciri dari pendengki adalah tidak suka melihat orang lain senang atau lebih beruntung daripadanya (cerita Aa Gym)

One Reply to “”

Leave a comment